Hosting Unlimited Indonesia

Calon Hakim MK Bongkar Dugaan Korupsi Museum Konstitusi

Written By Unknown on Wednesday, December 31, 2014 | Wednesday, December 31, 2014

Seleksi Calon Hakim MK
Jakarta (Metro Kalimantan) -  Museum Pusat Sejarah Konstitusi di Mahkamah Konstitusi yang baru berusia sepekan sudah meniupkan bau amis. Ada dugaan, pembangunan gedung itu tidak lurus. Ada aroma rasuah di dalamnya.

Dugaan tak sedap itu disuarakan calon hakim MK Indra Perwira saat fit dan proper test Calon Hakim MK di Kantor Sekretariat Negara, Selasa (30/12/2014). Dosen Fakultas Hukum FH Universitas Padjajaran itu menyebut ada pemberian duit untuk orang MK untuk memuluskan pembangunan museum yang akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo, itu.

"Satu tahun saya terlibat pembangunan museum sejarah konstitusi, saya di-hire oleh konsultan dan di situ saya bertanya pada konsultan apakah Anda memberikan sesuatu pada mereka. Mereka mengaku memberikan sesuatu walaupun mereka tidak rugi," kata Indra.

Tapi, walau dicecar pansel, Indra keukeuh tak mau buka mulut siapa orang yang ia sebut "mereka". "Saya kira bukan di sini forumnya, kalau di panggil KPK untuk jelaskan, baru saya jelaskan," pungkas Indra.

Usai fit dan proper test, kepada wartawan, Indra mengungkapkan ketika di-hire oleh sebuah perusahaan, dirinya dilaporkan banyak spek dalam museum yang diganti. Spek barang diganti dengan yang murah dan berkualitas kurang baik.

Tak hanya itu, dengan ikhtiar membangun museum canggih, perusahaan bermaksud memberikan yang terbaik dengan mengajukan penggunaan touch screen dan hologram. Namun, permintaan itu sulit dituruti. Meski belakangan ada hologram, tapi untuk mencapai itu sebelumnya ada 'ramai-ramai' lebih dahulu.

"Waktu selesai dilantik, saya itu malu. Kacau, nggak rapih instalasi segala macem, kaya bukan sebagai proyek miliaran (rupiah)," kata Indra.

Melihat itu, dia berbicara pada seorang di perusahaan bernama Dani. Indra meminta Dani mengorek apa ada pemberian uang buat orang MK.

"Jadi saya suruh sampaikan, pak Budi ngasih berapa sih, ya kalau jujur ke saya kan saya bisa membantu (bantuan hukum). Si Dani yang saya suruh laporan ngomong iya sih kang ngasih juga, tapi kayaknya gak sampe buat kita rugi lah, kan gitu. Itu aja infonya," ungkap Indra.

Meski demikian, Indra tak mau mengungkapkan lebih jauh pihak yang menerima uang dari proyek Rp24 miliar itu. "Patut diduga adanya semacam permainan di dalam pembangunan Museum Puskot itu, itu aja, yang melibatkan orang dalam," pungkas Indra. (metronews/mk05)

0 komentar: