Banjarmasin - Sebanyak 54 guru alih jenjang di Banjarmasin sedang dongkol. Sementara
guru lainnya sudah menerima tunjangan sertifikasi triwulan pertama 2014,
mereka harus gigit jari. Gara-garanya, satu pun nama mereka tak masuk
dapodik (data pokok pendidik).
Tak masuk data, otomatis tak ada SK pencairan tunjangan. “Jangankan
soal duit, status kami sebagai guru alih jenjang saja menggantung,”
kata Samsuri Sarman, guru alih jenjang dari SMPN 5 ke SDN Alalak Utara
1.
Bersama kawan-kawan senasib, Samsuri mendatangi kantor Dinas
Pendidikan Kota Banjarmasin di Jalan Pierre Tendean, kemarin (28/4)
pagi. Jawaban yang diperoleh, Disdik sudah mengirimkan data guru, tapi
tak muncul di data pusat karena server sedang bermasalah. Jawaban itu
jelas tidak memuaskan dan semakin membuat guru kesal.
Ada 54 guru alih jenjang. Sebanyak 52 orang pindah ke SD untuk
mengisi kekurangan guru kelas pada Desember 2013 lalu, sedangkan dua
guru lainnya sudah alih jenjang jauh sebelum itu. Mereka makin frustasi
mengingat dapodik akan ditutup pusat besok hari (30/4).
“Kenapa harus dikejar waktu begini. Kenapa tidak sejak kemarin
Disdik memperhatikan data kami. Kemarin alasannya data kami terhapus,
sekarang alasannya beda lagi,” tukas Samsuri. Rekannya, Siti Zulfa, guru
dari SMAN 9 yang pindah ke SDN Kebun Bunga 6 ini bahkan mengancam
membatalkan alih jenjangnya. “Kalau berbelit-belit begini mending saya
balik ke sekolah lama saja,” ujarnya.
Selain untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam sepekan, Zulfa juga
mengaku yakin alih jenjang karena kepala dinas yang lama, Nor Ipansyah,
menjamin tunjangannya lancar. “Saya kemari hanya menagih janji,”
imbuhnya.
Ditemui di ruangan kerjanya, Kabid PTK Disdik Kota Banjarmasin,
Anwar Delmi mengatakan, masalah muncul karena perbedaan sistem data guru
antarjenjang sekolah. Untuk SMA, SMK dan TK, data guru masih dibuat
manual. Sedangkan untuk SMP dan SD, memakai dapodik dengan basis
komputerisasi. “Jadi wajar ada masa transisi. Alih jenjang bukan hanya
pindah tempat mengajar, tapi juga pindah sistem pendataan guru,”
ujarnya.
Terkait masalah teknis server dapodik yang ia sebut bermasalah,
Delmi mengaku akan mengirim orang ke Jakarta. “Datanya langsung saja
dikasih ke kementerian. Kalau email-email, karena skala masalah
sertifikasi ini seIndonesia, takutnya Banjarmasin terlewatkan,”
pungkasnya. (fud/mk)
54 Guru Tidak Terima Tunjangan Sertifikasi
Written By Unknown on Wednesday, April 30, 2014 | Wednesday, April 30, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment