Jakarta (Metro Kalimantan) - Dalam pengambilan keputusan di tingkat komisi
II, Fraksi Partai Demokrat tetep ngotot dengan sikapnya mendukung
Pilkada langsung dengan 10 syarat alias meminta opsi ketiga. Opsi ini
dinilai sebagai upaya politik 'cuci tangan' dalam RUU Pilkada, karena
semua fraksi sadar suara Demokrat sangat menentukan.
"(Keputusan
RUU Pilkada) sangat tergantung Demokrat, maka Demokrat jangan politik
cuci tangan. Sekarang itu ada kesan Demokrat sedang cari cara dia tidak
disalahkan pihak A dan B, dengan isu mendukung Pilkada langsung tapi
dengan 10 syarat," kata Direktur LIMA Ray Rangkuti saat berbincang,
Kamis (25/9/2014).
Menurut Ray, opsi itu seolah-olah itu harga
mati, di mana jika tidak dipenuhi seolah abstain. Padahal abstain
merugikan dukungan terhadap opsi Pilkada langsung, karena Demokrat
mempunyai suara paling besar 148 kursi.
"Dari 10 syarat itu kalau
satu dua tidak terkabul biasa saja dalam politik, jangan abstain. Saya
khawatir ada kesan mereka terlalu paksakan 10 poin itu," ujarnya.
"Pada saat yang bersamaan opsi itu tidak menjamin Pilkada langsung dapat terlaksana," imbuh pengamat Pemilu itu.
Ray
menegaskan, 10 syarat yang diajukan Demokrat bukanlah substansi dari
RUU Pilkada yang akan disahkan hari ini, syarat iu hanya elemen teknis.
Padahal jika Demokrat serius mereka bisa legowo soal 10 syarat dengan
mendukung opsi Pilkada langsung.
"Cara berpikirnya mereka harus
katakan mendukung Pilkada langsung karena 10 syarat itu hanya elemen
teknis. Jadi Pilkada langsung dengan diperbaiki elemen teknisnya, jangan
politik cuci tangan," kritik Ray.
Sebagaimana diketahui,
berdasarkan sikap akhir fraksi pada rapat komisi II kemarin, sebanyak 5
fraksi menyatakan tegas mendukung Pilkada melalui DPRD yaitu Gerindra,
Golkar, PPP, PAN, dan PKS. Sebanyak 3 fraksi mendukung tetap Pilkada
langsung yaitu PDIP, PKB dan Hanura.
Partai Demokrat yang punya
148 kursi, ngotot meminta opsi ketiga yaitu mendukung Pilkada langsung
dengan 10 syarat. Padahal pemerintah dan Panja menilai hampir seluruh
syarat itu sudah masuk dalam RUU Pilkada.(dtk/mk)
Demokrat Jangan Cuci Tangan, Sebagai Penentu RUU Pilkada
Written By Unknown on Thursday, September 25, 2014 | Thursday, September 25, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment