Formappi Lucius Karus |
Peneliti Senior Forum Masyarakat Pemantau Parlemen (Formappi) Lucius Karus menilai perang dua koalisi ini "mengamputasi" secara total makna perwakilan yang melekat pada anggota DPR.
“Dengan koalisi ini, otonomi anggota sebagai wakil ratusan hingga jutaan pemilih tak bisa diaplikasikan. Dalam segenap proses pengambilan keputusan, anggota tak perlu susah-susah menggunakan otak masing-masing, karena elit koalisi sudah menyuapi mereka dengan putusan tertentu”tandas Lucius di Jakarta pada Rabu (29/10).
Lucius menilai eksistensi fraksi yang merupakan perpanjangan tangan partai juga tergerus oleh koalisi ini. Partai sudah melebur dalam koalisi.
“Jadi dua koalisi ini menghancurkan secara sistematis makna perwakilan anggota DPR, dan kehancuran itu segera berubah menjadi wajah dikator baru di parlemen, atas nama koalisi,”katanya.
Realitas pertarungan dua koalisi ini, menurut Lucius adalah pimpinan DPR tidak bisa mengendalikan dan terbukti gagal menjadi pimpinan bagi semua fraksi dan anggota DPR. Mereka gagal mentransendensi jabatan pimpinan untuk memenuhi harapan publik akan DPR yang fungsional.
“Pimpinan DPR seolah-olah masih merupakan pimpinan KMP ketika mereka tanpa beban mengadakan rapat yang hanya ingin melegitimasi pembagian komisi di antara mereka,”tuturnya.
“Kenyataan ini menjadi tanda suramnya wajah DPR baru. Mereka lagi-lagi tak mampu menghadirkan wajah parlemen yang penuh harapan,”tambah Lucius.(sp/mk)
0 komentar:
Post a Comment