Jokowi Saat Pemaparan Didepan KTT APEC |
Selama KTT APEC, Jokowi bertemu dengan sejumlah kepala negara, di antaranya dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abee, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Viet Nam, Truong Tan Sang, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Negara-negara tersebut berusaha merebut perhatian dan pengaruhnya di Indonesia. Mereka ingin menyetir agar Indonesia mengikuti keinginan mereka.
Presiden Jokowi menolak. Ia meminta pola kerja sama yang berimbang, tanpa menganggap lemah yang lain.
“Selalu saya sampaikan, termasuk dengan Obama. Saya kan blak-blakan, sampai mereka kaget. Saya mintanya kan to the point aja, enggak belok-belok,” kata Jokowi.
Memang figur Jokowi cukup menarik perhatian para peserta APEC, karena dikenal dengan gaya pemipin yang lugas, sederhana, apa adanya.
Dia
juga dikenal dengan gaya menyapa serta melihat pembangunan di
masyarakat melalui blusukan.
Forum
APEC dihadiri 21 kepala negara dari Asia-Pasifik, di antaranya
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Tiongkok Xi Jianping,
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abee.
Forum
ini juga dihadiri hampir 500 orang pemimpin perusahaan besar di
dunia. Dalam
forum ini, berbagai isu ekonomi dikemukakan. Berbagai kepentingan
juga disampaikan oleh tiap-tiap kepala negara.
Jokowi
mengakui ada tarik-menarik kepentingan dari para pemipin dunia untuk
memberi pengaruh, khusunya terhadap Indonesia.
Namun,
Indonesia tidak terpengaruh dengan tarik-menarik tersebut. Indonesia
berada di tengah dengan menempatkan politik luar negeri bebas-aktif
sebagaimana diamanatkan konstitusi.
"Kelihatan,
pas makan malam, kenapa saya ada di sebelah kanannya Presiden Xi
Jinping (Tiongkok), di sana ada Obama (Amerika), lalu Putin (Rusia).
Saya berada di mana, tengah. Itu simbol. Simbol-simbol itu harus bisa
dibaca," kata Jokowi dalam wawancara di Hotel Kempinski, Senin
(10/11) malam.
Ia menyebut Indonesia menjadi satu negara yang menjadi rebutan dunia, terutama para peserta APEC. Pasalnya, Indonesia punya posisi strategis di kawasan ASEAN dan Asia serta dunia.
Indonesia
juga negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan berhasil
menyelaraskan antara demokrasi dan Islam.
Menanggapi
ide kawasan perdagangan bebas Asia-Pasifik yang ditawarkan Tiongkok
tetapi berlawanan dengan Trans Asia-Pasifik, Jokowi menegaskan tidak
mau masuk ke satu kepentingan saja.
Indonesia
memiliki strategi sendiri setelah berhitung dan berkalkulasi dengan
produk-produk yang dimiliki Indonesia.
“Kita
enggak
masuk ke situ. Kita harus berkalkulasi dulu produk-produk kita. Apa
yang menguntungkan kita, jangan kita ditarik untuk kepentingan
mereka. Lebih bagus tarung kalau seperti itu, karena banyak produk
kita yang tidak masuk ke pasar mereka. Padahal ditanam rakyat,”
jelas Jokowi.
Ia
menyebut contoh rotan, kelapa sawit, kertas, hasil tangkapan ikan,
dan sejumlah produk lainnya yang tidak dibuka akses pasarnya bagi
Indonesia. Padahal yang menghasilkan produk-produk itu bukan
perusahaan besar tetapi rakyat biasa.
“Hal
seperti itu harus berani kita meminta membuka. Jangan kita diminta
membuka dan orang lain membanjiri negeri kita,” tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment