Dirut BTN Maryono (sp) |
Direktur Utama BTN Maryono, menuturkan terobosan down payment 1% ini berlaku bagi pengguna fasilitas KPR FLPP dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pembelian rumah pertama, dan khususnya rumah susun sederhana milik (rusunami).
"Tiga segmentasi utamanya ialah PNS, buruh, dan masyarakat dengan penghasilan tidak tetap," ujarnya dalam konferensi pers di kantor pusat BTN, Jakarta, Kamis (26/2).
Menurutnya, kebijakan uang muka 1% diprioritaskan pada rusunami sesuai arahan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ada tiga alasan utama hunian vertikal ini menjadi pilihan dibandingkan rumah tapak, yakni menghemat biaya pembelian lahan, resistensi lebih tinggi terhadap banjir, dan spesifikasi bangunan yang lebih layak. Namun, tidak menutup kemungkinan kemudahan ini dialokasikan untuk pembelian landed house.
"Untuk merealisasikan kebijakan ini, perusahaan mengalokasikan dana sebesar Rp 6 triliun," lanjut Maryono.
Sementara itu, khusus program FLPP yang dilakukan pada 2010-2014, BTN telah merealisasikan kepemilikan 368.000 unit rumah dengan total kredit Rp 25 triliun.
Khusus FLPP 2014, perusahaan membukukan 93.000 unit dengan dengan jumlah kredit Rp 7,9 triliun. Angka ini melampaui target dari pemerintah sebesar 58.000 unit. "Sedangkan, target kredit tahun ini 17%-19%. Kami juga menerapkan early warning system bagi kredit lancar," ucapnya seraya menambahkan, perseroan menargetkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) turun dibawah 3% tahun ini.
Secara terpisah, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan, selama ini faktor besarnya DP dinilai sebagai kendala bagi MBR untuk memiliki rumah. Apalagi, masyarakat Indonesia saat ini belum disiplin menabung untuk kebutuhan DP rumah. Sehingga, apabila bisa diberikan subsidi oleh pemerintah, dia menjamin, semakin banyak MBR bisa memiliki rumah dan persoalan backlog perumahan nasional semakin teratasi.
Hal ini, tambahnya dibutuhkan untuk menambah subsidi bagi MBR menghadapi kenaikan harga rumah.
"Lewat program ini, dulu orang mau beli rumah harus keluarkan kocek Rp 15-20 juta, skrg cuma Rp 1 jutaan. Dulu DP 5%-10% kalau sekarang 1% itu sangat kita apresiasi sekali. Ini angin segar bagi rakyat dan pengembang," ungkapnya.
Apresiasi senada juga dikatakan Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy dan Direktur Utama Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) Himawan Arief. Dikatakan Eddy, DP 1% sangat membantu para konsumen yang mau membeli rumah. REI pun sangat mendukung kebijakan ini. Dia melanjutkan, pembangunan rusunami memang membutuhkan politicall will dari pemerintah.
Sementara itu, Himawan mengharapkan penjualan properti akan lebih meningkat. Adapun, Perumnas tahun ini disebutkannya akan membangun 10.000 unit rusunami. (Sp/mk3)
0 komentar:
Post a Comment