Samarinda (MetroKalimantan) - Jumlah penderita HIV/AIDS di Kaltim dan
Kaltara cukup mengkhawatirkan karena mencapai 3.502 orang sehingga
diperlukan keseriusan semua pihak menekan penyeberannya mengingat Global
Found tidak lagi memberikan pendanaan mulai 2015.
"Semua pihak harus memahami pentingnya pendanaan dalam menekan
penyebaran HIV/AIDS, khususnya pemerintah agar memberikan dana cukup
untuk program penanggulangan kasus HIV/AIDS," ujar Wakil Gubernur Kaltim
M Mukmin Faisyal di Samarinda, Jumat.
Ia mengatakan, data penderita HIV/AIDS yang mencapai 3.502 itu
berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim secara
kumulatif sejak 1987 hingga saat ini.
Dari jumlah 3.502 penderita tersebut, kata dia, terdapat 1.074 orang
di antaranya sudah menjadi penderita AIDS, kemudian 430 orang di
antaranya telah meninggal.
Menurut dia, satu hal yang mengkhawatirkan adalah penularan HIV/AIDS
sudah menyebar ke berbagai kalangan, termasuk menular kepada ibu hamil
karena suaminya yang sering berhubungan di luar.
Bahkan, kata dia, tercatat sudah terdapat 52 ibu hamil yang
dinyatakan positif HIV yang melahirkan bayinya di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.
"Apabila ditinjau dari lokasi penemuan pengidap HIV dan AIDS, maka
semua kabupaten dan kota di Kaltim termasuk Kaltara sudah terdapat orang
yang positif HIV/AIDS, bahkan sudah menyebar di desa dan kelurahan.
Berdasarkan data yang ada, penyebaran penyakit itu kini sudah
bergeser, yakni yang semula ada pada wanita pekerja seks (WPS) di
lokalisasi, sekarang sudah ada di masyarakat terutama pada ibu rumah
tangga dan lainnya.
Untuk mencegah penularannya, kata Mukmin, maka partisipasi aktif
semua pihak sangat diperlukan, terutama meningkatkan dukungan pendanaan
dalam memaksimalkan program penanggulangan HIV/AIDS di Kaltim.
Terlebih pelaksanaan program penanggulangan HIV/AIDS sudah tidak
bisa mengharapkan bantuan dari luar negeri, karena sesuai komitmen awal
Global Found dengan Pemerintah Indonesia bahwa bantuan akan berkurang
setiap tahun dan akan berakhir pada 2015.
Untuk itu, katanya, apabila ingin fokus menanggulangi HIV dan AIDS,
maka harus menyediakan dana dari masing-masing APBD, mulai dari tingkat
provinsi hingga kabupaten dan kota, di samping sumber dana lain.
"Apabila tidak dianggarkan yang cukup, semua program penanggulangan
HIV dan AIDS yang sudah berjalan dengan baik dan banyak menemukan
pengidap akan sia-sia, kemudian bisa menyebabkan bertambahnya kasus
pengidap HIV/AIDS baru," kata Mukmin.(ant/mk)
0 komentar:
Post a Comment