Hosting Unlimited Indonesia

Aktivis 98 Bikin Puisi, Tanggapi Sujud Syukur Amien Rais

Written By Unknown on Monday, September 29, 2014 | Monday, September 29, 2014

Jakarta - Aktivis 98 yang juga Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti, Fahmy Habsyi, membuat sajak yang merupakan hasil perenungannya usai Koalisi Merah Putih (KMP) memenangkan voting RUU Pilkada di Rapat Paripurna DPR RI.

Secara khusus, Fahmi mengaku sajak itu dia persembahkan untuk Ketua MPP PAN, Amien Rais, yang dikenal sebagai tokoh reformasi 98, yang bersujud syukur atas walk out-nya Fraksi Partai Demokrat (PD) dalam rapat paripurna DPR. Sebab dengan walk out itu, para pengusung pilkada melalui DPRD mengalahkan pendukung pilkada langsung oleh rakyat.

"Sajak ini saya persembahkan untuk rakyat yang terus melawan dan mempertahankan hak suaranya. Dan juga bentuk kekagetan dan ketidakpercayaan saya bahwa ketika hak-hak politik rakyat di malam sidang paripurna berhasil dirampas, kemudian bisa-bisanya ada seseorang meluapkan kebahagiannya dengan sujud syukur," kata Fahmi di Jakarta, Minggu (28/9).

"Padahal 16 tahun lalu ia juga ikut sujud syukur ketika berhasil bersama seluruh para pejuang mengambil kembali hak-hak politik rakyat dari rezim otoriter."

"Ada bahaya besar bangsa ini berupa politik permisif mengerikan yang ditampilkan tokoh-tokoh gaek bangsa. Seorang koruptor kelas kakap pun tidak akan euforia sujud syukur pada Tuhan ketika berhasil menggondol uang rakyat yang merupakan hak rakyat. Karena di hati kecilnya pasti merasa berdosa," tambah Fahmi.

"Jujur saja saya malu mendengar itu sebagai anak muda indonesia dan juga muslim yang masih banyak belajar," kata Fahmi, yang merupakan salah satu inisiator PDI-P Projo itu.
Berikut isi puisi yang dibuat oleh Fahmi.

Sujud Syukur di Atas Kuburan
Hari itu semua terpana ada upacara sujud syukur
Saat remaja mati terbunuh di tangan orang tua
Haknya diikat; Kepalanya dibenamkan
Ya... Reformasi yang aku, kau, kita perjuangkan
Naikkan derajat kalian jadi pembesar
Yang dia lahir kau pun ragu rayakan di lapangan Ikada (untung kau pengecut)
Karena takut terbunuh pula
Di tengah malam itu malaikat-malaikat turun
Tak terpikir mampir kamarmu untuk mengetuk
Bukan sujud syukur itu yang mereka inginkan
Jika benar ada upacara di kamar itu, tak terbayang wajahnya :
Ketika hidung dan dahinya menyentuh tanah:
Ada bau anyir darah Elang, Hafidhin, Hendriawan, Herry dan semua yang dulu dia kuburkan
Ada tulang reformasi yang baru dikuburkannya
Atau bau itu tak tercium laksana dongeng kancil yang pilek
Saat ini mereka yang di alam sana;
Jutaan rakyat yang dirampas haknya menanti sabar upacara besar :
Sujud syukur di atas kuburan
Ciganjur Warung Silah (tempat lahir reformasi),
28 September 2014 
(B1/mk)

0 komentar: