Hosting Unlimited Indonesia

Penduduk Miskin di Indonesia 27,73 Juta Jiwa

Written By Unknown on Monday, January 5, 2015 | Monday, January 05, 2015

Ilustrasi Penduduk  Miskin (net)
Jakarta (Metro Kalimantan)  - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2014 sebanyak 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2014 yang mencapai 28,60 juta jiwa atau 11,25%.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, catatan mengenai penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia ini terjadi sebelum ada kebijakan pemerintah mengenai penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Catatan BPS ini memang bulan September karena belum ada kenaikan BBM. Jadi belum kena ini, masih normal," kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).

Suryamin mengatakan, jumlah penduduk miskin terbanyak berada di daerah perdesaan yaitu 17,37 juta orang atau 13,76 persen, sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 10,36 juta orang atau 8,16 persen.

Suryamin menjelaskan, lima tahun terakhir yaitu sejak 2009-September 2014 menunjukan tren penurunan jumlah penduduk miskin. Meskipun penurunannya melambat dan landai.

BPS mencatatkan garis kemiskinan selama Maret dan September 2014 naik 3,17% dari sebelumnya Rp 302.735 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp 312.328 per kapita per bulan pada September 2014. Adapun peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan komoditi non makanan.

Berbagai komoditas yang berperan besar dalam kemiskinan pada September 2014, yakni beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe, tahu, bawang merah, perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan pakaian jadi anak-anak

Pengamat Institute of Developing for Economic and Finance (Indef) Eny Sri Hartati menilai, pengentasan kemiskinan membutuhkan sinergisitas antarkementerian. Pemerintah tidak boleh hanya mengandalkan penjaring sosial seperi bantuan langsung. Namun, edukasi kepada masyarakat itu yang terpenting.

“Bantuan langsung kalau tujuannya untuk pengentasan kemiskinan kurang efektif. Pemerintah lebih baik langsung mendorong usaha mikro kecil untuk mendapatkan akses perbankan. Kemudian, penyediaan bibit unggul, dan kelembagaan tataniaga pertanian. Artinya, bagaimana program pengentasan kemiskinan menjadi program terpadu sehingga harus ada sinergisitas,” ujar Eny di Jakarta, Minggu (4/1).

Maret 2015, Eny memperkirakan, profil kemiskinan Indonesia ada pada tren meningkat. Hal ini dipicu oleh dampak kenaikan harga BBM pada November 2014 lalu.(b1/mk05)

0 komentar: