Jakarta (Metro Kalimantan) - Menyambut hari antikorupsi internasional yang jatuh setiap tanggal 9
Desember, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengharapkan Indeks
Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia kedepannya harus lebih baik.
"Kalau
targetnya dulu (pemerintahan yang lalu) 5,0. Maka harusnya lebih baik
lagi kan, tetapi kita belum punya angka yang pasti," kata JK ketika
ditanya target IPK kedepannya, Selasa (9/12).
Untuk itu, JK meminta semua pihak tidak melakukan tindak pidana korupsi. Terutama, pejabat ataupun pegawai pemerintah.
Lebih
lanjut JK meminta aparat penegak hukum, seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Kejaksaan ataupun kepolisian, tidak ragu menindak oknum
yang melakukan tindak pidana korupsi.
Sebelumnya, secara tidak langsung JK menilai bahwa pemberantasan korupsi di negara ini belum berhasil.
Hal itu, dikatakan JK, dari banyaknya jumlah uang kerugian negara yang berhasil diselamatkan oleh institusi penegakan hukum.
"Memang
jika kita bicara Kejaksaan, KPK selalu tanda keberhasilan tentang
banyaknya uang negara yang diselamatkan. Tetapi, ada dua makna yang
berbeda. Kalau KPK, Kejaksaan melaporkan bahwa dana yang diselamatkan
makin besar itu tanda KPK kerja keras dan berhasil. Tapi dari sisi lain
kita juga bisa katakan itu kegagalan karena berarti KPK belum mencegah
orang korupsi. Jadi, itu angka yang punya makna berbeda," Kata JK
beberapa waktu lalu.
Menurut JK, KPK baru bisa dikatakan berhasil
jika melaporkan uang yang berhasil diselamatkan misalnya hanya Rp 100
miliar. Sebab, itu berarti korupsi berkurang.
Seperti diketahaui,
IPK Indonesia di tahun 2014 hanya berada di angka 3,4. Angka tersebut
tidak banyak berubah dari tahun 2013, yaitu 3,2.
Padahal, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono mencanangkan peningkatan IPK menjadi 5,0.(sp/mk)
Pemberantasan Korupsi Harus Maksimal
Written By Unknown on Wednesday, December 10, 2014 | Wednesday, December 10, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment