Palangkaraya (Metro Kalimantan) - Kebijaksanaan pemerintah Jokowi-JK menurunkan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) , gas dan semen tidak membawa dampak bagi harga
sembilan bahan pokok (sembako) di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Di
Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalteng harga BBM seperti Premium turun
menjadi Rp 6.600 per liter dari Rp 7.600 per liter,solar Rp 6.400 per
liter dari Rp 7.250 per liter.
Namun, harga kebutuhan pokok
justru naik. hal itu dikatakan Septinah, penjual daging di pasar Kahayan
Palangka Raya. "Harga daging ayam kini memang naik. Modal beli daging
ayam memang mahal dan tidak mungkin kami menjual rugi. Sekarang harga
daging ayam ras Rp 40.000 per kg. Harga daging ini memang sudah
mengalami kenaikan sejak Natal dan Tahun Baru dulu dan saat ini masih
tetap bertahan," katanya, Selasa (20/1).
Begitu
pula harga kebutuhan lain, seperti sayur-sayuran, bawang putih dan
bawang merah serta minyak goreng juga tetap bertahan setelah mengalami
kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru belum lama ini.
"Beberapa
hari ada ketika ada rencana penurunan harga BBM pengisian minyak di
SPBU sempat sepi. Setelah resmi turun, langsung terjadi antrean panjang
pengisian minyak di SPBU kami," kata Udin, petugas SPBU di jalan Georgi
Obos Palangka Raya, Selasa (20/1).
Namun, penurunan harga
BBM yidak diikuti komoditas lainnya. Harga semen tetap bertahan. Semen
isi 40 kg diecer seharga Rp 56.000 per zak. Harga semen ini tidak
mungkin diturunkan mengikuti pengumuman pemerintah. "Kami terpaksa harus
mengikuti harga pasar," kata Sukri petugas toko bahan bangunan di
persimpangan jalan Yos Sudarso Palangka Raya.
Pasalnya,
ongkos angkut tidak terjadi penurunan, begitu juga semen yang dijual
sekarang masih harga sebelum kebijakan pemerintah. "Kalau modalnya turun
kami otomatis bisa enurunkan harga. Dimumkan, buru-buru kami
menyesuaikan harga turun tidak mungkin," katanya.
Warga tak bisa
memperhitungkan turun-naiknya harga BBM. "Kalau harga kami turunkan
sekarang, kami akan rugi jika sewaktuwaktu harga BBM mendadak naik lagi.
Kami pedagang akhirnya yang menanggung kerugian," katanya.
Dia
mengakui, sekarang susah meramal harga, pemerintah seenaknya saja.
"Permainan politik juga masuk dalam permainan harga kebutuhan " kata
Sukri.
Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia ketika
dikonfirmasi mengatakan, mengenai harga kebutuhan para pedagang memang
suka tidak suka harus menyesuaikan harga modal. "Tapi sabar saja,
biasanya kalau modalnya turun secara otomatis penjual tidak mungkin
menaikan harga sepihak," katanya.(sp/mk03)
Harga Kebutuhan Malah Naik di Kalteng, Walaupun BBM Turun
Written By Unknown on Tuesday, January 20, 2015 | Tuesday, January 20, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment