Sapi Perah (PDHI Jabar.org) |
Syukur mengatakan, pihaknya terus tingkatkan produksi bibit sapi perah bagi masyarakat untuk pengembangan industri persusuan dalam negeri. Pabrik produsen bibit sapi perah tersebut yakni Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, yang merupakan salah satu UPT di bawah koordinator Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dikatakan, DBBPTUHPT Baturraden merupakan satu-satunya UPT. Total bibit unggul sapi perah yang sudah dihasilkan dan dilepas oleh BBPTUHPT Baturraden sudah mencapai 1.050 ekor.
Pada Sabtu, 28 Maret 2015, bertempat di Farm Rearing Manggala Desa Karang Tengah Kecamatan Cilongok Kab Banyumas, Syukur melepas 12 ekor bibit sapi perah betina unggul ke masyarakat. Bibit unggul sapi perah tersebut dikirim untuk memenuhi kebutuhan di Bogor dan Jawa Tengah.
Ia mengatakan, komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas bibit sapi perah di masyarakat, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah bibit unggul sapi perah yang sudah didistribusikan selama sembilan tahun terakhir ini. Pada tiga tahun terakhir, BBPTUHPT Baturraden telah mendistribusikan sebanyak 639 ekor bibit unggul sapi perah. Angka ini meningkat lebih dari 300% dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 209 ekor saja.
Ia mengatakan, BBPTU-HPT Baturaden telah mendistribusikan bibit unggul sapi perah ke wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kepala BBPTUHPT Baturraden, Ali Rachman menjelaskan, pola pemeliharaan yang digunakan untuk menghasilkan bibit sapi perah di BBPTUHPT Baturraden memenuhi standard Internasional Animal Welfare dengan sistem pastura dan semi intensif.
Syukur menambahkan, selain menghasilkan bibit sapi bermutu dengan harga bersaing, balai ini juga berhasil mengembangkan hijauan pakan ternak (HPT-red) yang mengandung protein tinggi sebesar 27 persen, yang dikenal dengan tarum manis atau indigofera. Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia. HPT bermutu ini digunakan sebagai bahan pakan murah konsentrat hijau untuk substitusi bahan konsentrat asal biji-bijian dan serealia, yang saat ini harganya terus melambung.
Lebih lanjut Ali Rachman menambahkan, pemberian indigofera sebagai pengganti konsentrat ini, menekan biaya produksi sampai18-21%, tanpa mengurangi produktivitas susu yang dihasilkan. E
Sementara itu, peneliti indigofera dan pakar pakan ternak dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Abdullah, menegaskan, dengan kandungan protein yang tinggi, indigofera tidak hanya bagus untuk sapi, tapi juga sangat bagus untuk kambing/domba. Bahkan apabila diolah dalam bentuk tepung dapat digunakan juga sebagai substitusi bungkil kedelai sebanyak 15% dalam pakan unggas, dengan kualitas telur dan daging lebih baik.(sp/mk06)
0 komentar:
Post a Comment