Jakarta - Muhtar Ependy yang disebut-sebut orang dekat mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK) Akil Mochtar, dihadirkan ke persidangan di Pengadilan
Tipikor Jakarta, dalam kasus dugaan suap sengketa pemilukada di MK.
Saat bersaksi untuk Akil, Muhtar sendiri mencabut keterangan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) penyidikan kasus yang menjerat Akil. Bahkan, Muhtar mengaku siap mempertanggungjawabkan secara hukum.
"Saya cabut semua. Siap mempertanggungjawabkan dunia akhirat pak," kata Muhtar saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (24/3/2014).
Mendengar keterangan Muhtar, tentu jaksa sangat kaget bahkan mengajukan beberapa kali pertanyaan apakah benar-benar ingin mencabut. Muhtar tetap pada pendiriannya.
Bahkan, hakim beberapa kali bertanya apakah Muhtar saat bersaksi sehat atau tidak. Selama penyidikan di KPK, Muhtar menjalani pemeriksaan selama delapan kali.
Dia mengaku tidak pernah menerima uang untuk diberikan kepada Akil Mochtar. "Itu semua karangan saya pak, untuk menyelamatkan saya, keluarga saya perusahaan saya," ujarnya.
Setelah mencabut keterangan, majelis Pengadilan Tipikor menjadwalkan pemeriksaan Muhtar sebagai saksi pada hari Jumat mendatang. Dalam kesaksian di tipikor, Muhtar mengaku sempat depresi karena diteror oleh banyak pihak, terutama oleh beberapa calon kepala daerah yang kalah.
Dia mengaku sempat diteror oleh calon bupati Banyuasin Hazuar Bidui, calon Wali Kota Palembang Sarimuda, dan dari anak buahnya sendiri, Miko. “Saya dikatakan menerima uang dari Akil. Semua bisnis dari Akil," tukas Muhtar.(Slamet Riadi/MK)
Saat bersaksi untuk Akil, Muhtar sendiri mencabut keterangan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) penyidikan kasus yang menjerat Akil. Bahkan, Muhtar mengaku siap mempertanggungjawabkan secara hukum.
"Saya cabut semua. Siap mempertanggungjawabkan dunia akhirat pak," kata Muhtar saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (24/3/2014).
Mendengar keterangan Muhtar, tentu jaksa sangat kaget bahkan mengajukan beberapa kali pertanyaan apakah benar-benar ingin mencabut. Muhtar tetap pada pendiriannya.
Bahkan, hakim beberapa kali bertanya apakah Muhtar saat bersaksi sehat atau tidak. Selama penyidikan di KPK, Muhtar menjalani pemeriksaan selama delapan kali.
Dia mengaku tidak pernah menerima uang untuk diberikan kepada Akil Mochtar. "Itu semua karangan saya pak, untuk menyelamatkan saya, keluarga saya perusahaan saya," ujarnya.
Setelah mencabut keterangan, majelis Pengadilan Tipikor menjadwalkan pemeriksaan Muhtar sebagai saksi pada hari Jumat mendatang. Dalam kesaksian di tipikor, Muhtar mengaku sempat depresi karena diteror oleh banyak pihak, terutama oleh beberapa calon kepala daerah yang kalah.
Dia mengaku sempat diteror oleh calon bupati Banyuasin Hazuar Bidui, calon Wali Kota Palembang Sarimuda, dan dari anak buahnya sendiri, Miko. “Saya dikatakan menerima uang dari Akil. Semua bisnis dari Akil," tukas Muhtar.(Slamet Riadi/MK)
0 komentar:
Post a Comment