Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membutuhkan dana sebesar USD10 juta atau
sekitar Rp10 triliun untuk membuat Sistem Informasi Debitur (SID) yang
baru menggantikan sistem SID yang selama ini dikendalikan Bank Indonesia
(BI).
"Wah itu dananya besar. Ya kalau pengalaman negara lain
antara USD10 juta lebih. Pengalaman di negara seperti Thailand. Ya itu
kalau kami merujuk dari negara lain," ungkap Direktur Informasi
Perbankan OJK, Dany G Idat di Le Meridien Hotel Jakarta, Rabu
(26/3/2014).
Dana sebesar itu, kata dia, akan diatur OJK dengan
mitra strategis. Namun ada kemungkinan juga dana tersebut akan
menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), meskipun
masih ada opsi lainnya. "Rencananya kalau itu sedang kami pikirkan. Apa
investasi sendiri atau kerja sama," ujarnya.
Selain itu, dia juga
mengungkapkan dana itu dilihat dari besarnya kebutuhan untuk sistem
teknologi informasi (TI). Menurutnya dana sebesar USD10 juta itu baru
untuk sistem internal di pusat. "Itu baru untuk sistem internal otoritas
saja, belum untuk perluasan jaringan di berbagai daerah," pungkasnya.
(izz)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment