Hosting Unlimited Indonesia

Harga Kebutuhan Malah Naik di Kalteng, Walaupun BBM Turun

Written By Unknown on Tuesday, January 20, 2015 | Tuesday, January 20, 2015

Palangkaraya (Metro Kalimantan) - Kebijaksanaan pemerintah Jokowi-JK menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) , gas dan semen tidak membawa dampak bagi harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kalimantan Tengah (Kalteng).  
Di Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalteng harga BBM seperti Premium turun menjadi Rp 6.600 per liter dari Rp 7.600 per liter,solar Rp 6.400 per liter dari Rp 7.250 per liter.

Namun, harga kebutuhan pokok justru naik. hal itu dikatakan Septinah, penjual daging di pasar Kahayan Palangka Raya. "Harga daging ayam kini memang naik. Modal beli daging ayam  memang mahal dan tidak mungkin kami menjual rugi. Sekarang harga daging ayam ras Rp 40.000 per kg. Harga daging ini memang sudah mengalami kenaikan sejak Natal dan Tahun Baru dulu dan saat ini masih tetap bertahan," katanya, Selasa (20/1).

Begitu pula harga kebutuhan lain, seperti sayur-sayuran, bawang putih dan bawang merah serta minyak goreng juga tetap bertahan setelah mengalami kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru belum lama ini.

"Beberapa hari ada ketika ada rencana penurunan harga BBM pengisian minyak di SPBU sempat sepi. Setelah resmi  turun, langsung terjadi antrean panjang pengisian minyak di SPBU kami," kata Udin, petugas SPBU di jalan Georgi Obos Palangka Raya, Selasa (20/1).

Namun, penurunan harga BBM yidak diikuti komoditas lainnya. Harga semen tetap bertahan. Semen isi 40 kg  diecer seharga Rp 56.000 per zak. Harga semen ini tidak mungkin diturunkan mengikuti pengumuman pemerintah. "Kami terpaksa harus mengikuti harga pasar," kata Sukri petugas toko bahan bangunan di persimpangan jalan Yos Sudarso Palangka Raya.

Pasalnya, ongkos angkut tidak terjadi penurunan, begitu juga semen yang dijual sekarang masih harga sebelum kebijakan pemerintah. "Kalau modalnya turun kami otomatis bisa enurunkan harga. Dimumkan, buru-buru kami menyesuaikan harga turun tidak mungkin," katanya.

Warga tak bisa memperhitungkan turun-naiknya harga BBM. "Kalau harga kami turunkan sekarang, kami akan rugi jika sewaktuwaktu harga BBM mendadak naik lagi. Kami pedagang akhirnya yang menanggung kerugian," katanya.

Dia mengakui, sekarang susah meramal harga, pemerintah seenaknya saja. "Permainan politik juga masuk dalam permainan harga kebutuhan " kata Sukri.

Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia ketika dikonfirmasi mengatakan, mengenai harga kebutuhan para pedagang memang suka tidak suka harus menyesuaikan harga modal. "Tapi sabar saja, biasanya kalau modalnya turun secara otomatis penjual  tidak mungkin menaikan harga sepihak," katanya.(sp/mk03)

0 komentar: