Hosting Unlimited Indonesia

Setelah PPP, Diprediksi Golkar Dan PAN Merapat

Written By Unknown on Monday, October 13, 2014 | Monday, October 13, 2014

Djayadi Hanan (google)
Jakarta (Metro kalimantan) - Bergabungnya PPP ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) diprediksi bakal menjadi pemicu merapatnya PAN dan Golkar ke kubu pendukung pemenang Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Alasannya, sulit bagi dua partai politik (parpol) itu menolak kursi di kabinet.

"Potensi parpol lain untuk pindah menurut saya cukup besar terutama PAN dan Golkar. PAN sudah menunjukkan gejala melunak kalau dia diberi satu atau dua kursi kabinet maka kemungkinan akan masuk ke KIH," kata pengamat politik Djayadi Hanan, kepada SP, di Jakarta, Senin (13/10).

Menurutnya, setelah pemilihan DPR dan MPR selesai maka tak ada lagi kue kekuasaan yang dapat dibagi antar parpol di Koalisi Merah Putih (KMP). Merapatnya PPP ke kubu KIH menguatkan indikasi itu. Artinya, satu-satunya kunci meraih kekuasaan adalah bergabung ke kubu pemenang pemilu agar dapat kursi di kabinet.

Potensi Golkar meninggalkan KMP kemudian merapat ke KIH juga besar ketika hasil Munas Golkar 2015 sosok ketua umum terpilih adalah kader yang dekat dengan JK. Celakanya, jika Golkar pindah haluan maka KMP terancam bubar mengingat Golkar merupakan pemain utama di kubu pendukung Prabowo-Hatta Rajasa itu.

"Situasi internal Golkar juga tetap mempengaruhi KMP. Golkar adalah pemain utama di KMP kalau nanti pascamunas yang terpilih adalah yang lebih dekat dengan JK maka KMP bubar. Tinggal bagaimana pendekatan PDI Perjuangan (PDI-P) kalau masih kaku maka susah," jelasnya.

Terkait itu, dirinya menilai, parlemen sekarang ini tidak dikuasai oleh KMP karena yang tampak di permukaan ada  tiga kubu di DPR yakni, kubu KIH yang jumlah kursinya jika digabung dengan PPP mencapai 246, KMP dengan jumlah kursi 253 dan Demokrat yang memiliki 61 kursi.

Dengan begitu, kekuatan yang ada di parlemen cenderung berimbang dimana masing-masing pihak memiliki peluang yang sama untuk mewujudkan agendanya masing-masing di samping uji kepiawaian berpolitik.

"Ada anggapan sekarang ini seolah-olah KMP menguasai parlemen, menurut saya tidak. KMP memang menguasai jabatan pimpinan parlemen tapi kekuatannya sebenarnya tidak terlalu besar. Ada tiga kubu di DPR jadi kekuatannya sebenarnya cenderung berimbang, tinggal kemampuan dan keterampilan politik masing-masing kekuatan yang menentukan apakah akan memenangkan ’political games’ di parlemen atau tidak," katanya.

Pengamat politik Siti Zuhro menilai, merapatnya PPP ke KIH menandakan KMP tidak solid sekaligus menunjukkan kesepakatan membangun koalisi permanen hanya di atas kertas. Namun, bergabungnya PPP ke KIH juga tak lepas dari konflik internal.
"PPP menunjukkan lain dibanding lima partai di KMP karena sampai saat ini PPP dirundung konflik internal. Bahkan sampai saat ini di PPP seolah-olah memiliki dua kepemimpinan," ujarnya.

Siti mengatakan, kekompakan KMP hanya bakal berlangsung sementara karena lima parpol yakni, Gerindra, Golkar, PAN, PKS, dan Demokrat sekarang ini telah mendapat kursi pimpinan DPR dan MPR.

"Apakah sepak terjang PPP ini akan diikuti parpol lainnya di KMP ? Tampaknya untuk sementara lima parpol di KMP masih oke tidak hendak hengkang. Mengingat kelima parpol tersebut sudah mendapatkan peran signifikan di DPR dan MPR. Belum lagi di komisi-komisi yang ada di DPR nantinya," kata Siti.(sp/mk)

0 komentar: