Hosting Unlimited Indonesia

54 Guru Tidak Terima Tunjangan Sertifikasi

Written By Unknown on Wednesday, April 30, 2014 | Wednesday, April 30, 2014

Banjarmasin - Sebanyak 54 guru alih jenjang di Banjarmasin sedang dongkol. Sementara guru lainnya sudah menerima tunjangan sertifikasi triwulan pertama 2014, mereka harus gigit jari. Gara-garanya, satu pun nama mereka tak masuk dapodik (data pokok pendidik).
  
Tak masuk data, otomatis tak ada SK pencairan tunjangan. “Jangankan soal duit, status kami sebagai guru alih jenjang saja menggantung,” kata Samsuri Sarman, guru alih jenjang dari SMPN 5 ke SDN Alalak Utara 1.
  
Bersama kawan-kawan senasib, Samsuri mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin di Jalan Pierre Tendean, kemarin (28/4) pagi. Jawaban yang diperoleh, Disdik sudah mengirimkan data guru, tapi tak muncul di data pusat karena server sedang bermasalah. Jawaban itu jelas tidak memuaskan dan semakin membuat guru kesal.
  
Ada 54 guru alih jenjang. Sebanyak 52 orang pindah ke SD untuk mengisi kekurangan guru kelas pada Desember 2013 lalu, sedangkan dua guru lainnya sudah alih jenjang jauh sebelum itu. Mereka makin frustasi mengingat dapodik akan ditutup pusat besok hari (30/4).
  
“Kenapa harus dikejar waktu begini. Kenapa tidak sejak kemarin Disdik memperhatikan data kami. Kemarin alasannya data kami terhapus, sekarang alasannya beda lagi,” tukas Samsuri. Rekannya, Siti Zulfa, guru dari SMAN 9 yang pindah ke SDN Kebun Bunga 6 ini bahkan mengancam membatalkan alih jenjangnya. “Kalau berbelit-belit begini mending saya balik ke sekolah lama saja,” ujarnya.
  
Selain untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam sepekan, Zulfa juga mengaku yakin alih jenjang karena kepala dinas yang lama, Nor Ipansyah, menjamin tunjangannya lancar. “Saya kemari hanya menagih janji,” imbuhnya.
  
Ditemui di ruangan kerjanya, Kabid PTK Disdik Kota Banjarmasin, Anwar Delmi mengatakan, masalah muncul karena perbedaan sistem data guru antarjenjang sekolah. Untuk SMA, SMK dan TK, data guru masih dibuat manual. Sedangkan untuk SMP dan SD, memakai dapodik dengan basis komputerisasi.  “Jadi wajar ada masa transisi. Alih jenjang bukan hanya pindah tempat mengajar, tapi juga pindah sistem pendataan guru,” ujarnya.
  
Terkait masalah teknis server dapodik yang ia sebut bermasalah, Delmi mengaku akan mengirim orang ke Jakarta. “Datanya langsung saja dikasih ke kementerian. Kalau email-email, karena skala masalah sertifikasi ini seIndonesia, takutnya Banjarmasin terlewatkan,” pungkasnya. (fud/mk)

0 komentar: