Hosting Unlimited Indonesia

Jangan Jual Tanah Kita

Written By Unknown on Thursday, April 3, 2014 | Thursday, April 03, 2014

Kotabaru - Diberlakukanya larangan ekspor mineral mentah, agar kita menghentikan menjual tanah air. Hal ini dikatakan Wamen ESDM Susilo Siswoutomo dalam kunjungannya ke perusahaan bijih besi PT SILO (Sebuku Iron Lateritic Ores), di Pulau Sebuku kabupaten Kotabaru, Selasa tadi.

Jual tanah air, ia maksudkan dalam artian sebenarnya. Tanah digali, dimuat ke dalam tongkang lantas dijual ke luar negeri. Dari pantauan Radar Banjarmasin di lapangan, secara kasat mata bijih besi memang tidak ada bedanya dengan tanah liat.

Wamen menegaskan, selama ini dari kegiatan ekspor mineral mentah, yang sangat diuntungkan adalah importir di luar negeri. Sementara di lokal yang untung hanya para pemilik usaha truk, tongkang dan pengusaha mineral. Lanjutnya, selama Indonesia hanya mampu mengekspor mineral mentah, maka selama itu juga negara ini akan kehilangan banyak sekali potensinya.

Di Pulau Sebuku, ia tiba bersama Dirjen Minerba ESDM R Sukhyar, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi, Direktur Fasilitas Kepabeanan Ditjen Bea Cukai Dede Ida Suhendar, dan Direktur Mineral Ditjen Minerba ESDM Budi Irmawan.

Rombongan tersebut didampingi Direktur PT SILO Effendy Tios dan jajaran perusahaan, Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, Ketua DPRD Alpidri Supian Noor, Kapolres AKBP Rizal Irawan Sik, Dandim 1004 Letkol Inf Wawan Pujiatmoko, dan Camat Sebuku Gt Abdul Wahid. Mereka berkeliling areal perusahaan meninjau dari dekat pabrik pemurnian tahap satu milik perusahaan.

Dijelaskan Effendy, sesuai dengan adanya larangan ekspor bahan mentah,maka perusahaan telah menyelesaikan pabrik pemurnian tahap satu awal Februari tadi. Pabrik tersebut berfungsi mengolah bijih besi mentah menjadi bijih besi kering (konsentrat), menaikkan kadar Fe (besi). Ia mengaku, kualitas bijih besi di Sebuku sangat rendah dibanding kualitas dunia lainnya.

"Mudahan dengan kunjungan kementerian ini menjadi berkah, 1.000 karyawan yang sampai sekarang bertahan bisa semangat. Sejak larangan ekspor, kegiatan operasional perusahaan sudah dikurangi 50 persen," akunya.

GM Mineral Development and Technical Service, Yoseph Swamidarma, menambahkan, ke depannya perusahaan akan membuat pabrik baja sendiri tahun 2017, digawangi PT Sebuku Baja Perkasa. Dengan potensi bijih besi sebanyak 360 juta ton, atau setara 100 juta ton besi logam.

Terkait hal tersebut, Wamen menegaskan, pihaknya akan memberikan kelonggaran kepada SILO, untuk melanjutkan kegiatan ekspor lagi setelah beberapa bulan tidak ada penjualan ke luarg negeri. "Tapi jangan ores (mineral mentah) lagi," tegasnya. Ia berharap, perusahaan baja di tahun 2017 benar-benar bisa direalisasikan.

Terpisah, Dirjen Minerba ESDM R Sukhyar membenarkan, perusahaan sudah bisa ekspor karena mampu menghasilkan konsentrat, sehingga bukan mineral mentah lagi. Ditambahkannya, dalam waktu dekat akan ada rekomendasi ekspor untuk perusahaan. "Secepatnya," ujarnya ditanya kapan rekomendasi keluar.

Prodev Manager PT SILO, Agung Jaka Raharja saat ditanya, kembali menegaskan bahwa pihaknya benar-benar mampu menghasilkan konsentrat yang dimaksud. Sebelumnya ia mengungkapkan, dalam setahun mesin pemurnian tahap satu dapat mengolah 12 juta ton mineral mentah menjadi 8 ton konsentrat. (zal)

0 komentar: