Hosting Unlimited Indonesia

Pernyataan Kontroversial Hashim, Benarkah KMP Tidak Sependapat ?

Written By Unknown on Friday, October 10, 2014 | Friday, October 10, 2014

Jokowi dan Hasyim
Jakarta (Metro Kalimantan) - Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo tiba-tiba mengucapkan hal mencengangkan terkait situasi politik di negeri ini. Dengan posisi Koalisi Merah Putih (KMP) yang kini menguasai parlemen, Hashim mengatakan akan menghambat Presiden Terpilih Joko Widodo di pemerintahan mendatang.
Dengan tegas ketika diwawancara Reuters di kantornya pada Selasa kemarin, Hashim mengatakan akan menghambat Jokowi. "Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," demikian Hashim Djojohadikusumo kepada Reuters di kantornya pada Selasa kemarin, seperti dilansir Rabu (8/9) kemarin.
Namun, pernyataan adik dari pendiri Partai Gerindra Prabowo Subianto itu langsung dibantah oleh sejumlah politisi KMP. Mereka menganggap bahwa hal yang diungkapkan Hashim itu bukan merupakan representasi dari koalisi yang kini mendominasi parlemen tersebut.

"Saya rasa itu pribadi Pak Hashim ya, jadi bukan mewakili KMP (Koalisi Merah Putih). Setiap orang kan berhak berpendapat," kata Waketum Gerindra Fadli Zon di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2014).

Senada dengan Fadli, Ketua Harian Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan pun menegaskan bahwa partainya tetap mendukung pemerintahan. Syarief menyebut bahwa komitmen mereka adalah mendukung pemerintahan yang pro-rakyat.

"Ya nggak ada itu (upaya hambat pemerintahan). Kita komitmen mendukung pemerintahan sepanjang program dan orientasinya untuk kepentingan rakyat. Itu fungsi dewan di situ," kata Syarief Hasan di gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/10) lalu.
Hanya saja, pernyataan para petinggi KMP itu justru seolah-olah berbanding terbalik apabila dilihat bagaimana ngototnya KMP untuk menguasai parlemen. Lihat saja ketika paripurna pemilihan pimpinan DPR yang mengusung Setya Novanto dari Partai Golkar sebagai Ketua DPR akhirnya berhasil menang. Paripurna yang dipimpin oleh politisi senior Golkar Popong Utje Djundjungan atau yang karib disapa Ceu Popong sempat diprotes oleh beberapa anggota dewan dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Namun hujan interupsi itu tak digubris oleh Ceu Popong yang begitu tenang memimpin sidang meski sempat heboh ketika palunya hilang.

 Situasi panas kembali tercipta ketika pemilihan pimpinan MPR. Padahal KIH sempat menawarkan paket pimpinan yang dinilai memiliki komposisi seimbang bagi kedua kubu yaitu dengan menempatkan perwakilan dari DPD yaitu Oesman Sapta sebagai ketua. Sementara 2 wakil dari KIH dan 2 wakil dari KMP akan mendampingi. Namun KMP tetap ngotot untuk mengajukan paket pimpinan sendiri.

Namun, perpecahan di pihak KMP juga sempat membuat konstelasi politik semakin menarik ketika PPP berubah haluan dan bergabung dengan paket pimpinan yang ditawarkan KIH. PPP merasa dikhianati oleh KMP dan tanpa malu-malu menginginkan posisi tinggi di parlemen yaitu dalam paket pimpinan MPR.

Mendapat tambahan dukungan, KIH memiliki kepercayaan diri tinggi untuk memenangkan pertarungan di MPR. Namun sayang, KMP yang tak ingin mengendurkan dominasinya kembali merebut pimpinan MPR dengan posisi ketua yaitu Zulkifli Hasan dari PAN dan KMP pun menguasai parlemen. Tuntas sudah!

Namun KMP tetap menegaskan bahwa dominasi di parlemen bukanlah langkah mereka untuk menjegal pemerintahan Jokowi-JK. Malahan hal itu dianggap normal bagi KMP karena sebagai penyeimbang.

"Dan jangan ada yang dikhawatirkan, sebab pemerintah menjalankan pemerintahannya sendiri, dewan dan lembaga legislatifnya menguasai itu normal, saya sering mengatakan menjatuhkan presiden itu susah sekali, bahkan mekanismenya berbelit-belit," ujar Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10) lalu.
Dan tak berapa lama, adik Prabowo mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Kata-kata Hashim seolah menjawab dugaan berbagai pihak bahwa KMP memang ingin menjegal pemerintahan Jokowi-JK dengan menguasai parlemen. Apalagi pernyataan Hashim, dan serangkaian manuver Koalisi Merah Putih, mengingatkan pada tekad Prabowo Subianto untuk tak menyerah meski telah kalah di Pilpres 2014.

"I will never surrender, I will never surrender, I will never surrender!" begitulah pernyataan Prabowo di rapat Timses Prabowo-Hatta pada Juli 2014 lalu.(dtk/mk)

0 komentar: